Rabu, 04 Januari 2017

KKP JOMBANG Uji Keamanan Jajanan Anak Sekolah

KKP Jombang – Dengan semakin maraknya jajanan yang mengandung bahan pewarna tekstil, pemanis buatan dan bahan pengawet yang dijajakan di sekolah-sekolah akan sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak. Makanan tersebut dijual dengan harga murah mulai dari Rp. 500,00 s/d Rp. 1.000,00 dengan rasa dan warna yang menarik. Sesuai dengan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 112 menyatakan bahwa Pemerintah berwenang dan bertanggung jawab mengatur dan mengawasi produksi, pengolahan, pendistribusian makanan, dan minuman. Untuk itu Kantor Ketahanan Pangan (KKP Jombang) melakukan berbagai upaya salah satunya adalah dengan mengadakan uji laboratorium mutu dan keamanan pangan atas jajanan anak sekolah dengan mengambil sampel dari 30 SD/MI di Kecamatan Mojowarno dan Jogoroto. Tahapan dari kegiatan ini dimulai dengan identifikasi jajanan (25-28/3), pengambilan sampel (22-25/4) kemudian langsung dikirim ke laboratorium penguji yaitu Dinas Kesehatan Jombang dan Poltek Malang. Dari kegiatan ini diharapkan jajanan anak sekolah aman dikonsumsi dan terbebas dari Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang tidak dianjurkan. (KW)

Selasa, 03 Januari 2017

kkp jombang bersama Menteri Susi dan Ribuan Santri di Jombang Pecahkan Rekor MURI Makan Ikan Bareng

KKP Jombang - Ribuan santri di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, memecahkan rekor Muri makan ikan serempak dengan peserta terbanyak di terminal kawasan makam Gus Dur, Jumat (18/11/2016). Pemecahan rekor yang dipimpin Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti itu melibatkan 7.445 santri, menghabiskan 1,6 ton ikan makarel. Area parkir kawasan makam Gus Dur di sisi utara Museum Islam Nusantara Hasyim Asy'ari pagi tadi seolah berubah jadi lautan manusia. Ribuan santri putra dan putri duduk lesehan berjajar rapi di lahan parkir. Di antara ribuan santri, terlihat Menteri Susi. Dibalut busana serbahijau dengan kerudung di kepala, perempuan kelahiran Pangandaran, Jawa Barat, itu memimpin pemecahan rekor Muri KKP Jombang bersama Menteri Susi makan ikan bareng di Jombang "Makan ikan (bikin) sehat dan cerdas, semoga adik-adik menjadi anak yang berguna untuk bangsa, negara, dan agama. Ibu minta kalian makan ikan, jangan hanya daging dan ayam. Selamat makan," kata Susi kepada ribuan santri. Mendengar komando Menteri Susi, ribuan santri serentak menyantap hidangan ikan makarel yang telah siap di depan mereka. Hanya dalam hitungan menit, hidangan yang disajikan di atas selembar kertas minyak itu pun ludes. "Kami ingin menggalakkan makan ikan, supaya stunting index kita turun dari 39,36. Kita harapkan ke depan sudah tak ada lagi, masak negara maritim besar begini anak-anaknya kuntet, malu kita. Sekaligus mendukung program Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan)," ujar Susi. KKP Jombang bersama Menteri Susi makan ikan bareng di Jombang Ikan yang digunakan untuk pemecahan rekor Muri ini bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Ikan jenis makarel itu hasil pencegahan importasi oleh Bea-Cukai Tanjung Priok dengan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP terhadap 11 kontainer ikan segar beku jenis frozen Pacific mackarel dan frozen squid. Sementara itu, Sekretaris Utama Yayasan Pesantren Tebuireng, Abdul Ghofar, mengatakan makan ikan bersama ini melibatkan 7.445 santri di Kabupaten Jombang. Selain dari Ponpes Tebuireng, ribuan santri berasal dari Pesantren Al-Masruriyah dan Pesantren Al-Farros Tebuireng, Pesantren Khoiriyah Hasyim dan Al-Mahfudz Seblak, Pesantren Sains Tebuireng 2, Pesantren Al-Aqobah, Mambaul Hikam, Pesantren Walisongo, Pesantren Darul Falah Cukir, dan Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Bulurejo. "Khusus untuk aksi makan ikan serentak, tim jasa boga Pesantren Tebuireng menyiapkan hidangan ikan makarel 1,6 ton," kata pria yang akrab disapa Gus Ghofar itu. KKP Jombang bersama Menteri Susi makan ikan bareng di Ponpes Tebuireng Jombang Tak sekadar memecahkan rekor Muri, Gus Ghofar berharap acara makan ikan bersama ini bisa menumbuhkan kesadaran maritim di kalangan santri. "Jangan sampai kekayaan sumber daya laut kita justru tidak bisa dinikmati oleh anak bangsa, karena kita sendiri yang mengabaikan potensi lautan kita," ucap Gus Ghofar. Sumber:detik(dot)com

Senin, 19 Desember 2016

Ka.KKP Jombang


Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERAGAM BERGIZI SEIMBANG DAN AMAN

Penganekaragaman konsumsi pangan beragam bergizi seimbang dan aman bagi masyarakat adalah salah satu upaya pemenuhan gizi setiap individu untuk mendukung hidup sehat, aktif dan produktif. Indikator untuk mengukur tingkat keanekaragaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat yaitu dengan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang ditunjukkan dengan nilai 95 dan diharapkan dapat dicapai pada tahun 2020.
Beberapa hasil kajian menunjukkan ketersediaan pangan yang cukup terbukti tidak tidak menjamin perwujudan ketahanan pangan pada tingkat wilayah (regional), rumah tangga dan individu. Hal ini membuktikan bahwa ketersediaan saja tidak cukup apabila tidak dapat diakses dan dikonsumsi oleh masyarakat dalam jumlah dan kualitas yang baik. Data menunjukkan bahwa proporsi rumah tangga yang kekurangan gizi masih tinggi. Dari segi fisiologis juga dikatakan untuk hidup sehat, aktif dan produktif manusia memerlukan lebih dari 40 zat gizi yang terdapat pada berbagai jenis makanan, sebab tidak ada satupun jenis pangan yang lengkap gizinya selain Air Susu Ibu (ASI). Berkaitan dengan hal tersebut, penganekaragaman kondisi pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan melalui kemandirian dan kedaulatan pangan.
Secara umum upaya penganekaragaman pangan sangat penting untuk dilaksanakan secara masal, mengingat trend permintaan terhadap beras kian meningkat seiring dengan tingginya pertumbuhan penduduk. Selain itu pemberian beras bagi keluarga miskin (Raskin) juga mendorong masyarakat yang sebelumnya mengkonsumsi pangan pokok selain beras menjadi mengkonsumsi beras (padi). Sementara itu pemanfaatan pangan lokal sebagai sumber pangan pokok masih belum optimal.
Manfaat Beras Cerdas

kkp jombang Sosialisasikan Karangkitri 2016

Surabaya - Badan Ketahanan Pangan menggelar acara Sosialisasi Karang Kitri pada tanggal 26 s/d 27 Januari 2015 yang bertempat di Hotel Utami, Sidoarjo. Acara ini digelar bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam menumbuhkembangkan kesadaran keluarga untuk mengenali dan mengetahui  potensi sumber pangan yang ada di pekarangan. Acara dibukasecara resmi oleh Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Ibu Nina Soekarwo.
Sasaran pada kegiatan ini adalah Ketua Tim Penggerak PKK desa/kelurahan calon penerima Bantuan Hibah Pengembangan Karangkitri Tahun 2016 dan petugas institusi ketahanan panganyang menangani kegiatan karangkitri pada 36 kabupaten/kota  di Jawa Timur.
Acara pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars PKK oleh semua hadirin dan peserta sosialisasi. Laporan Kepala Badan Ketahanan Provinsi Jawa Timur Dr. Ardo Sahak, SE.MM. Pembukaan secara resmi yang ditandai oleh pemukulan gong oleh Ibu Ketua TP PKK Provinsi Jatim. Lalu acara di lanjutkan dengan Kegiatan Sosialisasi dibuka oleh Ibu Ketua tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur.

Dalam sambutannya Budhe Karwo menyampaikan bahwa pemanfaatan pekarangan yang diusahakan sebagai lumbung hidup, warung hidup, apotik hidup dan sebagai tabungan keluarga sangat bersinergi dengan kegiatan pengembangan karang kitri yang pada prinsipnya sebagai pemanfaatan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga sehari-hari dengan murah.

“Program Pengembangan Karangkitri di Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu program unggulan Bapak Gubernur Jawa Timur yang telah tertuang dalam Rencana Strategis Jawa Timur Tahun 2014-2019. Pengembangan Karangkitri dicetuskan kembali oleh Bapak Gubernur pada Tahun 2014 oleh karena kepedulian beliau terhadap berfluktuasinya harga komoditas pangan yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat seperti : melonjaknya harga cabe, daging, telur, dll sehingga beliau menghendaki untuk menghidupkan kembali kegiatan pemanfaatan pekarangan melalui pengembangan karangkitri di Jawa Timur. Kegiatan Karangkitri yang dulunya sebagian besar berupa kebun contoh didesa, kini dikembangkan dengan konsep terpadu berupa pemanfaatan pekarangan disetiap rumah dengan komoditas sayuran, buah, ikan dan toga, selain itu agar kegiatan ini dapat berkelanjutan maka disetiap desa diberikan Kebun Bibit Desa, jelas Budhe Karwo.

Pembukaan secara resmi yang ditandai oleh pemukulan gong oleh Ibu Ketua TP PKK Provinsi Jatim. Setelah itu penyerahan secara simbolis bantuan hibah pengembangan Karangkitri secara simbolis oleh Ibu Ketua Tim Pengerak PKK Provinsi Jawa Timur Dra. Hj. Nina Soekarwo, Msi kepada 12 orang penerima.
Sementara acara di lanjutkan dengan sosialisasi pengembangan karang kitri oleh narasumber dari Lab Diseminasi BPTP Jatim dan BPTP Karangploso Jatim.

Kemudian setelah selesai membuka acara Bu Nina melanjutkan dengan meninjau stan hasil pengembangan karangkitri yang berupa display produk pangan olahan unggulan desa pada 36 kabupaten/kota di Jawa Timur. Banyak sekali produk olahan pangan dengan berbagai bentuk dan rasa yang berbeda. Mulai dari jamu, Susu Sapi olahan, Nugget dari pekarangan rumah, dll. Sehingga ini bisa sekaligus memamerkan hasil kreasi olahan pangan masyarakat.
Ditemui terpisah menurut Kepala Badan, Bapak Ardo Sahaq berkata, “ketika setiap rumah tangga mengembangkan karangkitri, maka bukan saja kebutuhan pangan mereka akan terjaga, tetapi juga kalau karangkitri dikelola secara serius bisa memberikan penghasilan.”
“BKP Jatim juga siap membantu peralatan untuk mengolah lebih lanjut dari hasil karangkitri ini,”jelasnya. Harapannya lanjut Ardo, kalau produk karangkitri sudah melimpah akan bisa diolah menjadi makanan olahan yang diharapkan akan bisa modal untuk mengembangkan koperasi di masing-masing desa tersebut. Tahun 2016, kegiatan pengembangan karangkitri ditujukan pada 279 desa/kelurahan se Jawa Timur dengan sasarannya pada 2.790 dasawisma dan 16 pondok pesantren pada 3 kabupaten berupa pemberian bantuan hibah bibit/benih sayuran, buah, toga, ikan, saprodi dan kebun bibit desa, lanjut Pak Ardo.”